Tiwul adalah makanan tradisional asli Indonesia yang dulu sempat menjadi makanan pokok pengganti nasi beras, seperti dilansir dari Wikipedia. Tiwul dibuat dari gaplek, yaitu singkong yang sudah dikeringkan dan dikukus. Masih banyak orang dari daerah Wonosobo, Gunungkidul, Wonogiri, Pacitan dan Blitar yang saat ini mengonsumsi tiwul meski bukan lagi menjadi makanan pokok.
Karena hasil kebun yang paling mudah ditanam dan dipanen tanpa membutuhkan perawatan khusus adalah singkong, maka muncullah berbagai olahan makanan berbahan dasar singkong, termasuk tiwul. Singkong bukan hanya sangat murah dan mudah didapat saat itu, tapi juga bisa disimpan dalam waktu sangat lama dan mengenyangkan. Bahkan beberapa makanan terbuat dari singkong yang sudah dijemur, dikeringkan dan berjamur disebut gatot. Oleh karena itu, singkong menjadi satu-satunya bahan pangan utama yang dimiliki pada saat itu.
Singkong memiliki kalori lebih rendah daripada nasi beras namun memiliki serat lebih banyak, sehingga mengenyangkan dalam waktu lama. Saat ini pun masih ada banyak yang menjual tepung gaplek atau tepung tiwul di pasaran, bisa juga menggunakan tepung tapioka jika ingin membuatnya.
Jadi, seperti itulah sejarah adanya tiwul. Tiwul lebih gurih jika diberi tambahan parutan kelapa, bisa diolah dengan menambahkan sedikit garam jika ingin gurih, atau ditambahkan gula jika ingin dijadikan camilan manis.